Senin, 07 Agustus 2017

Keresahan Hati

Entah apa yang salah, entah ada dimana kesalahannya. hati ini tidak mampu merasa tenang sedikitpun.

Semua yang sudah aku lakukan terasa sia-sia, semua hanya menghasilkan kegagalan. Mungkin ini hanya sebuah keresahan, mungkin ini juga terlalu berlebihan. Tapi, atas apa yang sudah aku lakukan selama ini tidak pernah bernilai apapun dimata mereka. iya, aku memang salah. Aku telah salah. Semua yang mereka katakan tentang diriku ini adalah kebenaran. Merekalah yang paling benar.

Aku, apa salah semua yang aku lajukan atas apa yang aku yakini? atas apa yang aku percayai? masa depan, iya, masa depan yang selalu aku kejar. Impian dan harapanku tertumpu dari sana. Apa salahku? apa aku ini tidak pantas untuk berjuang untuk itu? atas apa-apa yang aku ambil untuk semua pemyelesaian masalahku ini, apa itu adalah kesalahan?

iya. iya, aku memang salah. apa yang ku ambil pun semua salah. Kalianlah yang paling benar soal diri ini. aku lah yang salah.

iya, iya aku memang salah. salah karena terlahir diantara kalian. salah karena aku tidak jadi mati dulu. salah karena aku menganggap kalian adalah orang-orang yang akan selalu mendukungku.

Aku ini memang naif, bodoh, dan tidak pernah dewasa. Benar semua ucapan itu. Benar semua tuduhan itu. iya, iya aku memang naif.

.......

Apakah ini yang kalian sebut mendidik? dari kecil aku tak pernah mendapat apa-apa yang aku mau dengan mudah. semua, iya, semua harus aku raih dengan susah payah sendirian. iya, sendirian.

Kemanakah kalian selama ini? disaat aku butuh dibantu, disaat aku butuh pertolongam dan dukungan. Kemanakah kalian selama ini? disaat Kepala Sekolah menyanyai kalian, meminta pertanggung jawaban kalian atas sekolahku.

Aku, bahkan untuk menebus Ijazah SMA ku pun harus menyicil selama 1,5thn. Sendirian. Kemanakah kalian?

Apakah semua yang aku lakukan ini masih belum cukup, masih kurang?
Apa kalian masih tidak cukup puas membuangku dengan sikap dan ajaran kalian itu?

Sungguh, sungguh aku mohon. Aku sudah lelah. Aku, aku lelah berpura-pura semua ini baik-baik saja. Tidakah kalian mengerti?
Kalian memintaku untuk memahami dan mengerti tentang kalian selama ini. Tapi apa balasannya untukku? Aku, belum cukupkah aku selalu ada diantara kalian. Mengikuti dan berjalan dibelakang kalian. Tapi apa yang aku dapat, semua kelemahan ini. Semua ketakutan ini. Ini lah warisan berharga yang sudah kalian wariskan untukku. Hanya ini.

Belum cukup kah aku memahami kalian, disaat kebutuhanku mendesak, kebutuhan sekolahku memanggil. aku rela berjalan kaki berkilo-kilo, pulang pergi hanya untuk bersekolah. Bahkan aku rela, aku rela menahan lapar disaat semua teman-temanku makan, jajan dijam istirahat.

Apakah salah jika sikap lemah lembutmu terwariskan kepada Ibu? disaat ada saudaraku memohon, meminta pertolongan. Apakah salah jika aku mewarisi sikap tegasmu ayah? disaat ketidak adilan, disaat kesewenang-wenangan karna jabatan ada didepan mataku?

Apakah salah ku ayah, ibu? jika aku punya mimpi. sebelum aku mati, aku punya mimpi?
Begitu hinakah diriku ini dihadapanmu ayah? bahkan tidak sebanding dengan anak-anak tirimu yang kamu bangga-banggakan itu?

Aku ini sebenarnya siapa? aku ini apa?
Masih kurangkah cintaku untuk kalian? Masih kurang kah apa-apa yang aku lakukan untuk kalian sedari aku kecil?
apakah hanya kebodohan, kenakalan, ketololan anakmu ini yang dapat kalian lihat dariku? Begitu hina kah aku yang bahkan tidak pernah membuat bangga kalian?

Selama ini, ku selalu menyakinkan diri. bahwa kelak aku bisa kalian akui. Tapi, apakah aku salah jika nyatanya aku lemah. Semua ini, bukankah kalian yamg mengajariku selama ini?
Dilarang membantah, dilarang melawan, harus diam saat dimarahi, saat dipukuli, tidak pernah benar, orang tua selalu benar. tidak boleh menangis, bahkan disaat tubuh ini terasa amat sakit karna pukulanmu ayah.

Kalian lah yang mengajariku untuk menjadi lemah saat menghadapi kenyataan. Kalianlah yang mendidikku untuk jadi orang yang hanya mengikuti perintah.

Apa aku salah jika aku memilih untuk menjadi diriku sendiri? Apa aku salah jika aku mengejar mimpi-mimpiku sendiri?

Inikah yang kalian sebut denga  keluarga? Inikah yang kalian sebut dengan rumah tangga?

Aku lelah, sungguh aku lelah. Sedari kecil harus terus mengalah dan disalahkan.
iya, iya memang aku salah. memang aku bersalah. Kebenaran amat jauh dariku.

Aku lelah, aku lelah berpura-pura tidak apa-apa. tidak ada masalah. aku lelah, aku lelah mengikuti langkah kalian, kemauan kalian.

Aku hanya mohon, mohon mengerti aku sedikit saja. Aku ini anak kalian. aku bukan anak setan!

Jika kalian tidak bisa membantuku, cukup doakan aku. aku tidak minta lebih.
Setiap kali sumpah serapa yang kalian lontarkan itu kepadaku, membuat telingaku panas. Otakku pecah. Jiwaku menjerit, Nalarku lenyap. Yang ku tau saat itu, hanya, penyesalan. Penyesalan karena telah dilahirkan ke dunia yang tidak pernah memihak kepadaku.

....

Selama ini, selama ini aku mencoba. mencoba untuk menjadi kuat, mencoba untuk berani menyakinkan diri bahwa semu akan baik-baik saja. Aku, selalu mencoba untuk mantap menantang dunia yang tidak memihak ini sendirian.
Aku yakin, aku akan menemukan Kebahagianku sendiri. Cintaku sendiri.

Tolong, tolong hentikan warisan kalian yang mengalir dalam setiap sendi-sendi darahku.
Aku mohon, aku mohon berikan aku kepercayaan. berikan aku kekuatan. untuk mampu berdiri melawan semua penghalang untu kebahagiaanku.

Hentikan semua ini, hentikan semuanya.
Aku sudah dewasa ayah, Aku sudah besar ibu. Percayakan semuanya kepadaku, aku mohon.

Sungguh hanya lewat tulisan ini, aku bisa menjerit sekeras-kerasnya. sekencang-kencangnya.

Bantulah aku yang sedang mempelajari keyakinanku sendiri, bantulah aku yang sedang mempelajari imanku sendiri!

Aku mohon..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar