Jika diperhatikan, negeri Indonesia ini tenggah kembali
memasuki fase dimana birokrasi dan propaganda media mampu memanipulasi rakyatnya. Bisa juga dikatakan setiap lembaga-lembaga
pemerintah -yang dibawah kontrol
pemerintah- berupaya mengajak kita kembali ke jaman orde baru yang dimana “sistem demokrasi pancasila” ala presiden
Suharto menjadi ujung tonggak pemerintah untuk pengendalian negara.
Dewasa ini, dibawah kepemimpinan presiden Jokowi Indonesia dibawa
kembali bernostalgia dengan Masa Orde
baru yang dimana dengan kemasan barunya “revolusi
mental” sebagai ideologi negara telah menjadi slogan-slogan baru yang sering
digembor-gemborkan lewat berbagai media sebagai solusi jitu untuk kemajuan dan
keberhasilan Bangsa Indonesia menghadapi sengitnya pertarungan Globalisasi.
Dengan “Revolusi
Mental” yang dirancang oleh presiden Jokowi sebagai konsep –meski masih
dalam perdebatan keilmuan mengenai konsepnya sendiri- mengarahkan indonesia
dalam perubahan mental secara radikal ke arah positif. Namun demikian, dalam
penerapannya sendiri ”revolusi mental”
nyatanya masih jauh dari yang diharapkan. Kendala-kendala krusial masih banyak mempengaruhi jalannya terapan konsep tersebut
dalam setiap kebijakan pemerintahan.
Jika di flashback
ke belakang, pada masa orde baru dibawah kekuasaan Presiden Suharto. Indonesia mengalami
masa dimana jika dilihat dari segi hubungan antara pemerintah sebagai penyelenggara
negara dan rakyat mengalami kesenjangan dan ketidak-harmonisan diberbagai lini
kehidupan. Hal ini terjadi tidak lain karena konsep terapan demokrasi terpimpin yang oleh pemerintah
kala itu di anut malah mengalami pergeseran konsep dan terapan yang sangat
signifikan.
Walaupun demikian, saya pribadi masih berharap adanya
terobosan-terobosan hebat dari presiden di sisa masa bakti beliau, terlepas
digunakan tidaknya kembali “revolusi mental” sebagai dasar ideologi negara. Mengingat
urgensi yang tengah dihadapi negeri indonesia ini, tanpa juga melukai
kemanusian dan Hak Manusia untuk hidup dan berkembang. Indonesia kelak mampu
kembali menjadi negara yang mandiri, berdikari, dan terlepas dari
jeratan-jeratan Globalisasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar